Wah ternyata farmasi termasuk jurusan dengan peminat terbanyak nomor 5 yah (Dikti, 2014). Padahal menurut aku, kuliah di farmasi itu susaaaah banget. Harus berjuang jiwa dan raga, belajarnya kudu ikhlas lahir-batin. Kalo nggak, ya sama aja kaya orang yang ‘cukup tahu’ tapi tidak kompeten sebagai seorang farmasis. Walaupun susah tapi ternyata bikin kecanduan loh.
Yup! saya sekolah di Sekolah Menengah Farmasi Surabaya (SMKF). Padahal dulu, pas awal-awal di SMF, saya sering belajar sambil nangis. Karena saya pingin dapet nilai bagus yah, saking serius belajar nggak kerasa sudah pagi. Saya jadi ngerasa, “Ya ampun, sekolah gini-gini amat yak. Sudah masuk sekolah ini susah, mau keluarnya pun susah.” Untuk lulus SMF selain UN dan UAS, kami akan dites Depkes secara teori maupun praktek. Jadi, kami dapat dua ijazah.
Belajar Farmasi nggak melulu susah kok. Referensi materi farmasi luar negeri biasanya lebih lengkap, jadi bahasa inggris kita mau nggak mau akan improved. Dan yang wajib kita pelajari juga adalah bahasa latin. Jarang kan, orang pake bahasa latin. Seru loh, buat yang seneng kode-kodean, karena kita mempelajari kode-kode yang cuma dimengerti anak kesehatan. Jadi, kita bisa sok misterius gitu. Istilah-istilah kesehatan dan kimia yang kelihatan susah bakal ketahuan maksudnya, “Oh ternyata, itu tuh ini toh…”, and that gives a good feeling.
Yang pasti, sebagai anak farmasi, kita wajib belajar yang susah-susah (baca: kimia dan fisika). Anggap aja materi-materi itu dikhususkan untuk orang-orang seperti kita—yang memiliki karakter-karakter khas. Sebagai wanita yang memiliki sifat dasar kepo, tentu belajar kimia dan fisika adalah kanalisasi yang positif. Daripada mikirin dan ngomongin hidup orang lain, mending mikirin kenapa air dan minyak nggak mau campur, kenapa sabun bikin bersih, kenapa obat bisa matiin kuman, kenapa obat namanya njlimet, dan kenapa anti nyamuk nggak boleh diminum, dan kenapa kita harus minum obat nyamuk, kalo emang gak boleh diminum. Hehehe mbulet aja.
Yang wajib lainnya adalah, belajar soal obat-obatan itu sendiri dong yah. Obat kan ada yang sintetik dan ada yang tradisional. Kita belajar perkembangan penemuan obat—gimana memperolehnya secara tradisional, gimana bikinnya secara sintetik, gimana kerjanya, gimana efeknya, dan gimana penyajiannya.
Nah! Gimana nyajiinnya. Kayaknya itu pertanyaan yang mudah yaa, Cuma 2 kata. Gimana nyajiinnya, tapi kalo dijelasin panjang loh. Kok bisa? Iya, mulai dari penyerahan itu pasti dari matanya dulu ya kan? Gimana bungkusnya, enak di mata enggak, menarik enggak, sesuai aturan nggak, jelas cara pakainya enggak, awet nggak.
Kita juga belajar bagaimana bicara secara jelas, dimengerti, ramah, dan terpercaya karena itu kita harus benar-benar menguasai ‘medan’ dan tetap supel. Oh ya, pernah ke apotek kan? Kadang ada susunan kotak-kotak obat yang unik-unik, tatanan di apotek pun dibuat serapi mungkin dan tetap memudahkan pasien maupun petugas dalam pelayanan obat. Jadi, selain pinter dan ramah, kita juga harus rapi.
Satu yang tak bisa lepas dari farmasi adalah praktikum. Dimana praktikum ini jodohnya yang namanya laporan. Dan laporan ini biasanya ditulis tangan untuk memastikan otentisitasnya. Dan yang namanya laporan itu nggak mungkin cuma selembar. Jadi, sebagai mahasiswa farmasi kamu harus punya stok semangat yang tinggi baik itu untuk tangan maupun kaki. Ha? Kaki? Iya, kaki. Praktikum itu minimal tiga jam. Ada juga yang enam jam. Kadang kamu memang bisa santai pas praktikum, tapi nggak jarang kamu harus berdiri terus. Jadi, tadi aku udah sebutin yah, anak farmasi harus pinter, ramah, rapi, daaaaan satu lagi harus kuat! Tapi praktikum itu asyik loh, guys, kaya pelajaran olahraga gitu nggak ngebosenin kayak di dalam kelas.
Banyak sekali yaaah ‘harus’nya untuk jadi anak farmasi.
Tapi dari itu semua banyak juga sisi positifnya. Kamu bisa keren-kerenan karena sering ketemu sama peralatan laboratorium yang unik (dan mahal), kamu bisa pake jas lab kaya professor yang pinter-pinter itu, kamu bisa ngerti dan make bahasa yang temen-temen kamu yang bukan anak kesehatan gak tahu supaya kelihatan keren. Haha. Kamu yang cewek-cewek juga jadi gak perlu sedih lagi karena dikatain “racun dunia”. Karena kamu akan tahu bahwa sejatinya racun itu obat yang disalahgunakan. Jadi cewek itu juga obat. Obat hati, hehehe.
Sisi positif yang benernya deh… kamu bisa kerja melayani masyarakat yang sedang dalam kesusahan dan membantu masyarakat supaya gak gampang sakit (preventif). Kamu juga bakal lebih dekat sama Tuhan karena pekerjaan farmasis nantinya butuh kesabaran dan kejujuran yang tinggi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar